Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Pelayanan Persalinan yang Berfokus pada Pasien: Perspektif Pasien

Pelayanan kesehatan terhadap ibu menjadi fokus utama pengembangan perawatan persalinan. Untuk melakukan penilaian peningkatan pelayanan yang berfokus pada pasien, biasanya perspektif dari provider perawatan persalinan dan regulator lebih dominan. Sehingga penting untuk mengetahui perspektif dari ibu yang memperoleh layanan persalinan tersebut.

Artikel ini memaparkan hasil penelitian yang bertujuan untuk menganalisa perspektif pasien perawatan persalinan dan untuk memperoleh rekomendasi upaya meningkatkan pelayanan yang berfokus pada pasien (client-centred care). Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kualitatif, dengan membandingkan 6 grup diskusi terarah (Focus Group Disscussion). Responden yang berpartisipasi sejumlah 43 orang dengan 20 pertanyaan semi terstruktur. Sedangkan kriteria responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah pasien ibu yang telah menerima pelayanan persalinan kurang dari 1 tahun di wilayah North-West Netherlands.

Isu penelitian yang mengangkat mengenai pelayanan berfokus pada pasien sudah banyak mendapat perhatian di berbagai negara di dunia. Konsep pelayanan tersebut direkomendasikan untuk diterapkan, yang juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan persalinan bagi ibu. Pengembangan ini merupakan hasil dari adanya pengakuan yang menyatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan seharusnya tidak hanya berfokus pada dokter, namun juga terintegrasi dengan perspektif pasien.

Sedangkan di Belanda, yang merupakan lokasi penelitian ini dilaksanakan, mengkategorikan sistem pelayanan persalinan menjadi:

  1. Community-based primary Care
  2. Hospital-based Secondary Care
  3. Specialized Academic Tertiary Care

Pada prinsipnya, perawatan primer yang dipimpin oleh bidan disediakan untuk wanita yang berisiko rendah komplikasi selama kehamilan atau persalinan. Wanita yang dianggap memiliki risiko komplikasi sedang atau tinggi menerima perawatan sekunder dan tersier yang dipimpin dokter kandungan. Selama perawatan mereka, dapat-dan sering kali-bergeser di antara level yang berbeda, tergantung pada status risikonya. Konsep perawatan terpadu ini dinilai dapat menjadi sarana untuk mengatasi berbagai pengalaman negatif yang dapat timbul pada proses rujukan.

Untuk memadukan layanan perawatan bersalin di Belanda, optimalisasi koordinasi dan kolaborasi antara kategori tiga divisi tersebut diperlukan. Selain itu, perusahaan asuransi kesehatan juga telah mengupayakan kerja sama mereka dengan penyedia layanan kesehatan.

Untuk benar-benar menempatkan perempuan di pusat layanan perawatan bersalin, preferensi mereka sendiri harus dipertimbangkan.

Tinjauan global sistematis tentang penelitian kualitatif tentang perspektif perempuan tentang persalinan yang dilakukan oleh Downe et al. (2018) mengungkapkan bahwa sebagian besar wanita terutama menghargai memiliki pengalaman positif yang memenuhi atau melampaui keyakinan dan harapan pribadi dan sosial budaya mereka.

Untuk menganalisis persepektif pasien ibu terhadap pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien, maka diintegrasikan model perawatan yang berpusat pada wanita yang ada (Leap, 2009; Pope et al., 2001; Carolan dan Hodnett, 2007; Berg et al., 2012; Hunter et al., 2017; Maputle dan Donavon, 2010, 2013) dan model perawatan yang berpusat pada pasien dari Maassen et al. (2017). Empat dimensi (pasien, profesional kesehatan, interaksi dan organisasi layanan kesehatan) dari model perawatan yang berpusat pada pasien Maassen et al. (2017) digunakan sebagai dasar untuk kerangka kerja.

Studi ini, yang dilakukan pada periode 2014-2016, adalah bagian dari studi monitoring dan evaluasi yang lebih besar dari jaringan perawatan bersalin dii wilayah North-West Netherlands

Peserta diskusi kelompok terarah direkrut melalui pengumuman dan selebaran yang disebarluaskan oleh para guru kursus kehamilan (seperti pernapasan saat lahir atau terapi latihan mensendieck). Metode pengambilan sampel purposive dipergunakan dalam penelitian ini, dengan kriteria responden berlatar belakang pendidikan tingkat rendah atau menengah. Kriteria tersebut ditetapkan karena pada wawancara/diskusi awal diperoleh hasil kelompok diskusi terarah dengan pasien berpendidikan tinggi memiliki representasi awal yang ‘berlebihan’. Responden pasien ibu tersebut direkrut dari sebuah rumah sakit dan 3 klinik anak yang memiliki dukungan terhadap perawatan bersalin bagi pasien berisiko. Pendekatan yang dipergunakan pada saat rekrutmen adalah dengan melakukan kontak tatap muka langsung dengan calon responden, misalnya dengan mendekati pasien ibu di ruang tunggu klinik anak, dan selanjutnya apabila calon responden berminat dapat dihubungi melalui email atau telpon untuk perencanaan wawancara.

Berikut adalah tabel karakteristik responden pada penelitian ini:

art 1m

art 2m

Wawancara dan diskusi kelompok terarah direkam dan ditrankrip. Kemudian transkrip tersebut dianalisis menggunakan program perangkat lunak MAXqda 2007. Pada proses transkrip diterapkan kombinasi kode terbuka dan tertutup. Transkrip kode tersebut dianalisis oleh para peneliti untuk meningkatkan validitas internal penelitian. Data penelitian dianalisis secara anonim dan selanjutnya seluruh responden memberikan persetujuan lisan untuk partisipasi mereka. Peserta kelompok diskusi terarah (Focus Group Disscussion) menerima ringkasan diskusi sebagai metode kroscek oleh anggota.

Peserta diskusi pada umumnya memiliki perspektif positif tentang perawatan bersalin yang mereka terima, tetapi masih terdapat pelayanan yang diterima yang tidak selalu ‘responsif’ terhadap keinginan dan kebutuhan mereka. Masalah-masalah yang diidentifikasi oleh pasien ibu tersebut mencakup keempat dimensi (klien, interaksi, profesional dan organisasi) dari kerangka kerja pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien.

art 3m

 

  1. Dimensi Klien
    Dimensi ini mencakup pada pengalaman responden terhadap lima elemen dimensi klien dari kerangka kerja pelayanan berfokus pada pasien: diperlakukan sebagai pribadi, mampu berpartisipasi, mandiri, dihormati, dan mendapat informasi dengan baik.
    • Diperlakukan sebagai pribadi.
      Berbagai responden menjawab perlunya layanan perawatan untuk fokus pada klien sebagai pribadi yang 'utuh'. Aspek-aspek yang tidak terkait dengan kehamilan, seperti kesehatan mental atau situasi keluarga mereka, sangat penting selama proses merawat diri mereka sendiri dan bayi mereka (masa depan).
    • Mampu berpartisipasi
      Terkait partisipasi, responden umumnya menggambarkan perlunya profesional kesehatan untuk terlibat dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan mereka.
    • Otonomi Klien
      Responden umumnya memiliki pendapat positif tentang kemungkinan untuk menjadi lebih mandiri melalui pengambilan keputusan bersama dan tersedianya informasi tentang manajemen diri.
    • Dihormati
      Responden merasa perlu untuk dihormati, Terutama responden dengan latar belakang pendidikan yang lebih rendah, menyebutkan perlunya untuk merasa dihargai.
    • Diberitahu dengan baik
      Hampir semua responden memiliki pendapat positif tentang informasi verbal dan tertulis yang diberikan selama seluruh proses perawatan.
  2. Dimensi interaksi
    Responden membahas unsur-unsur 'interaksi' berikut selama proses diskusi: keterlibatan keluarga dan teman-teman, komunikasi terbuka dan interaksi individual.
    • Keterlibatan keluarga dan teman-teman
      Menurut sejumlah besar responden, pasangan mereka, dan anak-anak mereka, hanya sedikit yang terlibat selama proses perawatan bersalin. Komunikasi provider kesehatan hampir semata-mata diarahkan pada ibu
    • Komunikasi terbuka
      Responden menyebutkan bahwa bidan perawatan primer pada umumnya transparan mengenai proses perawatan persalinan mereka. Komunikasi oleh staf rumah sakit dialami oleh sebagian besar responden dirasa kurang transparan. Responden, misalnya, tidak mendapat informasi tentang perkembangan dan kemungkinan pilihan selama persalinan dan waktu serta prosedur pemulangan. Selain itu, beberapa responden menyebutkan situasi di mana mereka menerima informasi yang berbeda dari profesional perawatan yang berbeda di rumah sakit. Responden berpendapat komunikasi yang ambigu muncul dari perbedaan dalam hirarki (penentangan keputusan ahli ginekologi yang dilatih) atau tanggung jawab (bidan tidak diizinkan untuk memberikan putusan). Kurangnya transparansi informasi menyebabkan ekspektasi buruk dan perasaan tidak aman bagi pasien.
    • Interaksi secara individual.
      Secara umum, responden memiliki pendapat positif mengenai preferensi individu mereka yang dipertimbangkan oleh provider pelayanan kesehatan. Mereka menghargai bahwa bidan perawatan primer menunjukkan minat dan menyampaikan tentang konten rencana kelahiran mereka (spesifikasi tertulis untuk manajemen persalinan, persalinan dan pemulihan). Namun disisi lain staf rumah sakit,, sering tidak mendapat informasi. Kurangnya kesadaran tentang rencana kelahiran staf rumah sakit menimbulkan kekecewaan bagi pasien.
  3. Dimensi Profesional Kesehatan
    Responden menyampaikan beberapa elemen berikut yang termasuk dalam dimensi 'profesional kesehatan': perspektif holistik, sikap peduli, fleksibilitas dan kompetensi.
    • Perspektif holistik
      Sehubungan dengan perawatan nifas, beberapa responden menyebutkan bahwa perhatian terutama difokuskan pada bayi baru lahir dan sedikit perhatian diberikan pada kesejahteraan responden sebagai pasien. Bagi beberapa responden. kurangnya dukungan mengenai masalah fisik atau psikologis mereka mengakibatkan perasaan tidak berdaya.
    • Sikap peduli
      Hampir responden, tetapi terutama mereka yang kurang berpendidikan, menghargai kontak yang hangat dengan profesional perawatan persalinan. Mengenai sikap peduli ini, terdapat perbedaan antara perawatan primer dan sekunder/tersier yang menjadi perhatian mereka. Menurut sebagian besar responden, bidan perawatan primer menunjukkan minat pada mereka, termasuk setelah melahirkan, dan penuh perhatian saat memberikan perawatan. Di rumah sakit, banyak responden merasa bahwa staf medis lebih fokus pada aspek medis perawatan persalinan, serta kurang memperhatikan kontak pribadi dan dukungan emosional.
    • Fleksibilitas Aturan.
      Sebagian besar responden menyatakan penghargaan mereka ketika profesional perawatan persalinan menunjukkan fleksibilitas terhadap prosedur (misalnya petugas kesehatan yang juga memperhatikan perasaan personal pasien dan tidak hanya terpaku pada prosedur/protokol)
    • Kompeten
      Menurut responden, para profesional perawatan persalinan pada umumnya digambarkan memiliki pengetahuan dan keterampilan. Komentar kritis utama yang disebutkan oleh beberapa responden adalah bahwa staf rumah sakit tidak memiliki pengetahuan khusus mengenai menyusui.
  4. Dimensi organisasi layanan kesehatan
    Organisasi layanan kesehatan memainkan peran utama dalam pengalaman responden sebagai pasien, dan membahas elemen-elemen yang berfokus pada pasien, meliputi: perawatan berkelanjutan, tim kohesif, dan perawatan yang dapat diakses.
    • Perawatan Berkelanjutan
      Responden menyebutkan kurangnya kontinuitas selama proses transfer (yang tidak direncanakan dan seringkali akut) ke dan di dalam rumah sakit. Beberapa responden pasien mengatakan bahwa petugas rumah sakit tidak mengetahui informasi dalam dokumen transfer.
    • Tim Kohesif
      Mayoritas responden pasien mengalami kurangnya kekompakan personil rumah sakit: responden pasien tidak tahu siapa dan apa fungsi atau tanggung jawab setiap orang. Selain itu, responden menyebutkan bahwa staf rumah sakit hanya memiliki kesadaran terbatas tentang situasi mereka setelah pergantian jadwal jaga bergilir dan bahwa mereka menerima informasi yang berbeda dari staf rumah sakit yang berbeda. Sebagai hasilnya, para responden pasien ini ragu-ragu tentang apa yang harus dilakukan.
    • Perawatan yang Dapat Diakses
      Responden sebagian besar positif tentang aksesibilitas bidan perawatan primer, terutama ketersediaan mereka selama 24/7. Sedangkan di rumah sakit, responden pasien sering menggambarkan teradapat waktu dimana profesional perawatan bersalin hampir tidak tersedia.

Studi ini menunjukkan bahwa untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien maka layanan perawatan persalinan harus responsif terhadap kebutuhan pasien ibu yang mengacu pada keempat dimensi (klien, interaksi, profesional dan organisasi). Untuk langkah selanjutnya harus mengadopsi pendekatan yang lebih holistik, meningkatkan penekanan pada model sosial dalam asuhan maternitas. Hal ini mensyaratkan pemberdayaan profesional perawatan persalinan untuk memiliki interaksi reflektif dengan pasien ibu (terutama dengan latar belakang kurang berpendidikan) melalui keterampilan konversi dan refleksif dalam sistem perawatan yang fleksibel, serta menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan spesifik pasien.

Dirangkum Oleh: Lucia Evi Indriarini
Sumber : Petit-Steeghs, V. , Lips, S.R. and Schuitmaker-Warnaar, T.J. et al. (2019). Client-Centred Maternity Care from Women’s Perspectives: Need for Responsiveness. Midwifery 74, 76-83.

 

Comments  

# Fikri Ramadhan 2019-05-24 04:02
Mantap
Reply | Reply with quote | Quote

Add comment

Security code
Refresh