Reportase Orientasi Penilaian Risiko Bersama Menggunakan Join Risk Assesment Tools di Provinsi Jawa Timur
Yogyakarta, pada tanggal 9-11 Januari 2023 dan 17-19 Januari 2023 telah diselenggarakan Orientasi Penilaian Risiko bersama menggunakan Join Risk Assesment tools di Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan secara Blended. Pelatihan ini merupakan kerjasama Pusat kebijakan dan manajemen kesehatan (PKMK) FKKMK UGM dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang didukung oleh World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Pelatihan ini diwakili oleh 30 peserta yang berasal dari Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, BKSDA/ Taman Nasional, B/BBVet, dan B/BTKL-PP.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan masyarakat, Kesehatan hewan, dan Kesehatan satwa liar/lingkungan dalam melakukan Penilaian Risiko Bersama, menggunakan Joint Risk Assessement Operational Tool (JTA-OT). Pemahaman peserta terhadap JRA Tool akan memudahkan peserta dalam memahami dan mengelola risiko bersama secara utuh antara (interface) manusia-hewan-lingkungan. Dilihat secara umum, proses JRA ini dapat dilakukan secara berkala, sehingga interaksi rutin diantara lintas sektor terkait dapat membangun pemahaman yang sama dan mengetahui keterbatasan masing-masing sektor. JRA juga mencakup pembahasan mengenai pilihan dalam manajemen risiko dan kebutuhan komunikasi (analisis risiko), serta rekomendasinya.
JRA Tools dapat menjadi alat bantu yang ditujukan untuk petugas di Pusat dan Daerah yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat, hewan, dan lingkungan, serta sektor terkait lainnya yang bertugas di dalam penanggulangan zoonosis khususnya ahli epidemiologi, petugas laboratorium, dan petugas teknis terkait lainnya. Alat bantu ini menyajikan prinsip-prinsip JRA dan perannya dalam mendukung penyusunan kebijakan. Dengan melakukan proses pengumpulan, penilaian, dan dokumentasi informasi yang dilakukan secara sistematik untuk membuat estimasi tingkat risiko pada periode waktu dan lokasi tertentu.
Adapun manfaat penilaian risiko bersama ini yakni membantu para penentu kebijakan/pimpinan dalam menetapkan dan melaksanakan manajemen risiko serta pesan-pesan komunikasi berbasis ilmu pengetahuan, yang sejajar dan disepakati oleh seluruh sektor. Mengetahui persamMembangun kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi lintas sektor yang saat ini telah ada melalui pertukaran data dan informasi secara regular, serta mengidentifikasi dan menginventarisasi kesenjangan informasi yang ada dan kesenjangan-kesenjangan lain sehingga dapat dilakukan peningkatan kapasitas Meningkatkan pemahaman tim teknis pada tiap sektor dalam melakukan penilaian situasi secara menyeluruh dengan lebih baik serta membantu dalam mengerjakan tugas harian tim teknis.
Sebagai contoh pada simulasi peserta mengenai penilaian risiko bersama penularan bakteri Leptospira sp di Wilayah Kabupaten Probolinggo. Disepakati penilaian risiko yang diambil didasarkan pada data kasus kematian Leptospirosis sebanyak 6 kasus kematian dari 21 kasus di tahun 2021 dan 5 kasus kematian dari 16 kasus di tahun 2022, bahkan pada awal tahun 2023 sudah ada 1 kasus kematian dari 2 kasus yang ada. Penilaian risiko ini dilakukan untuk mendukung mitigasi risiko termasuk komunikasi risiko yang terkait dengan infeksi bakteri Leptospira sp, menilai dampak penularan Leptospira sp. dari tikus, hewan peliharaan, hewan ternak dan genangan air di daerah rawan banjir. Hal ini sebagai bagian dari kesiapsiagaan dan memastikan kerjasama yang berkelanjutan antara sektor kesehatan manusia, kesehatan hewan dan linkungan/satwa liat serta sektor terkait lainnya untuk menanggapi ancaman Infeksi Bakteri Leptospira sp kedepannya.
Informasi lebih lanjut, materi dan video dapat di akses melalui link:
https://course.mutupelayanankesehatan.net/pelatihan-penilaian-risiko
Reporter: Andriani Yulianti (Peneliti Divisi Manajemen Mutu, PKMK FK KMK UGM)