Pembahasan Alur Rujukan dan Kebijakan KIA Dinas Kesehatan Kota Bontang Tahun 2015
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih cukup memprihatinkan terlebih apabila kita bandingkan dengan para negara tetangga di Asia. Data terakhir yang ada yaitu AKI dan AKB dari tahun 2007 dari SDKI. AKI berada pada posisi 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB ada 34/1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Kota Bontang tahun 2014 sebanyak : 8 kasus dan AKB : 41 kasus. Angka ini lebih memprihatinkan apabila kita lihat AKI dan AKB Tahun 2013, jumlah riil kematian ibu dan bayi. Khusus untuk Ibu memberi kontribusi kematian yang cukup besar kurang lebih sebesar 232% , dan komponen ini sangat terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.
Hal ini cukup membuat program Kesehatan Ibu dan Bayi harus melaksanakan upaya akselerasi mengingat hampir semua ibu hamil sudah bertemu dengan tenaga kesehatan pada saat mereka mendapatkan pelayanan antenatal pertama kali. Angka capaian tahun 2014 di Kota Bontang menunjukkan Kunjungan I Antenatal mencapai 103.6%, kunjungan antenatal minimal 4 kali (K4) lebih kecil yaitu 100.1% Sayangnya belum semua ibu tersebut mendapatkan pelayanan Antenatal berkualitas, mengingat angka dan bahkan tidak semua mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (Pn. 96.8%).
Walaupun demikian, makin banyak persalinan dapat di tolong di fasilitas kesehatan mulai dari Poskesdes/Polindes, BPS, Puskesmas, Rumah Sakit Ibu dan Anak maupun Rumah Sakit Umum baik pemerintah maupun swasta.
Seharusnya kematian ibu dan bayi dapat dicegah lebih banyak, tapi angka menunjukkan bahwa kematian menurun sangat lambat dan mengakibatkan makin banyak kematian terjadi di rumah sakit, bahkan dibeberapa provinsi jumlah tersebut meningkat.
Hal ini dapat diakibatkan karena pelayanan di tingkat institusi pelayanan belum prima ataupun terjadi keterlambatan rujukan ibu dan neonatal yang mengakibatkan sangat terlambatnya tiba di fasilitas pelayanan. Sudah sangat dikenal istilah 3 terlambat yang menjadi penyebab kematian ibu dan neonatal yaitu terlambat pengambilan keputusan di tingkat keluarga, terlambat mencapai fasilitas pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan di tingkat fasilitas. Oleh sebab itu untuk mengatasi 3 terlambat tersebut diatas, perlu disiapkan suatu jejaring pelayanan rujukan kegawat-daruratan termasuk persiapan di tingkat masyarakat baik dari segi sosial ekonomi, pendidikan, budaya dll.
Pertemuan Pembahasan Alur Rujukkan dan Kebijakan KIA ini akan memfokuskan pada bagaimana sistim jejaring rujukan kegawat-daruratan di suatu kabupaten/kota dari mulai persiapan masyarakat sampai fasilitas2 rujukan dapat berfungsi dengan efektif, efisien dan berkeadilan secara terpadu.
B. DEFINISI
- Sistim Rujukan sesuai UU Rumah Sakit No. 44 tahun 2009
- Pelayanan Kegawat-daruratan Maternal dan Neonatal
Kegawat-daruratan maternal dan neonatal adalah kasus maternal-neonatal yang mengalami penyulit dan memerlukan penanganan adekuat dari tingkat pelayanan dengan kompetensi terendah sampai tertinggi secara berkolaborasi.
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Tersedianya jejaring pelayanan kegawat-daruratan maternal dan neonatal yang adekuat.
Tujuan Khusus
- Membangun jejaring pelayanan sistim rujukan maternal dan neonatal
- Membangun organisasi penanganan pelayanan rujukan maternal dan
- neonatal (POKJA Jejaring Rujukan Kegawat-daruratan)
- Membangun alur rujukan penanganan kegawat-daruratan
- Memanfaatkan berbagai panduan dan alat yang tersedia
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi
D. DASAR HUKUM
- UU Kesehatan
- UU Rumah Sakit
- UU Praktek Kedokteran
- UU Praktek Bidan
- UU Pelayanan Prima
- PP terkait Kesehatan Ibu dan Bayi
- PERDA PERDA Terkait Kesehatan Ibu dan Bayi
E. PESERTA
- Kriteria Peserta
- Peserta sebanyak 60 orang terdiri dari instansi :
- Kepala Dinas Kesehatan : 1
- Bapedda : 1 orang
- BPPKB : 1 orang
- Direktur RS Pemerintah dan swasta : 5 orang
- Kepala Bidang Yankes Dinkes : 1 orang
- Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD : 1 orang
- Dokter spesialis kandungan RS Pemerintah & swasta : 5 orang
- dokter spesialis anak RS Pemerintah & swasta : 5 orang
- Camat,Lurah se-Kota Bontang : 18 orang
- Pimpinan Puskesmas : 6 orang
- Organisasi IDI : 1 orang, IBI : 1 orang
- Bidan Poli KIA Puskesmas : 6 orang, Bidan Poli KIA RS : 6 orang
- Kepala UPTD BPJS, Kasie Yanmed. @ 1 orang
- Materi dan Narasumber
- Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal dengan manual Rujukan Maternal dan Perinatal, dari Kemekes RI, Jakarta.
- Strategi dalam menurunkan AKI, dari Kemenkes RI, Jakarta
- Peranan SpOG dalam system Rujukkan untuk menurunkan AKI, Tiem Manual rujukkan Provinsi Kalimatan Timur.
- Prinsip-prinsip Rujukan Neonatal, Tim Manual Rujukan Provinsi Kalimantan Timur.
JADWAL PELAKSANAAN
TANGGAL & WAKTU |
SUSUNAN KEGIATAN |
NARASUMBER |
PENANGGUNG JAWAB |
16 April 2015 |
Pembukaan |
||
08.30-08.45 wita |
Sambutan |
Kepala Dinas Kesehatan |
Kabid Yankes |
08.45-09.00 wita |
Sambutan |
Walikota Bontang |
Kabid Yankes |
09.00-09.15 wita |
Rehat snack |
Panitia |
|
09.15-10.45 wita |
Sosialisasi Manual Rujukan Rujukan Maternal Perinatal |
dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes |
PKMK UGM |
10.45-12.00 wita |
Langkah Penyusunan Manual Rujukan Maternal Neonatal |
dr. Sitti Noor Zaenab,M.Kes |
PKMK UGM |
12.00-13.00 wita |
ISHOMA |
||
13.00-14.00 wita |
Inovasi Kebijakan Percepatan penurunan kematian Ibu dan Bayi |
dr. Muhammad Hardhantyo |
PKMK UGM |
14.00-16.00s wita |
Self Asessment Pelayanan Fasilitas Kesehatan |
dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes |
PKMK UGM |
17 April 2015 |
|||
08.30 -10.00 |
PengembanganSistem Rujukan Maternal dan Neonatal dg Manual Rujukan MN/KIAdi kabupaten/kota |
Dr. Tri Seno Adji. B SpOG |
Tiem Manual Rujukan Provinsi Kalimantan Timur |
10.00-11.30 |
Peranan SpOG dalam system Rujukkan untuk menurunkan AKI |
Dr. Tri Seno Adji. B SpOG |
Tiem Manual Rujukan Provinsi Kalimantan Timur |
11.30-11.45 |
Komitmen Bersama |
Kasie Kesga |
|
11.45-12.00 |
Penutupan |
Kepala Dinas Kesehatan |
D. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : Kamis – Jum'at
Tanggal : 16 – 17 April 2015
Tempat : Pendopo Rumah jabatan Walikota Bontang
Jln. Awang Long No 01 Bontang
E. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai bahan masukan dan pertimbangan agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan bermanfaat sehingga terbentuknya Tiem manual Rujukkan Maternal dan Perinatal Tingkat Kota Bontang.