Proporsi Upaya Pengendalian diabetes pada penduduk terdiagnosis
Diabetes melitus masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Penderita diabetes terus melonjak tiap tahun, menjadi beban kesehatan serius di seluruh dunia. WHO memperkirakan, bila tidak dilakukan upaya pencegahan dan peningkatan kualitas layanan pada pasien dengan penderita Diabetes Melitus (DM) maka di Dunia akan meningkat signifikan hingga 642 juta jiwa pada 2040 mendatang.
Fakta bahhwa diabetes adalah salah satu dari 4 prioritas penyakit tidak menular dan merupakan penyebab utama untuk kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki sedangkan 80% kejadian DM tipe 2 dapat dicegah dengan melakukan upaya pencegahan sejak dini dengan tata taksana pengobatan yang optimum. Jika menilik hasil riskesdas 2018 di Indonesia bahwa proporsi upaya pengendalian DM pada penduduk terdiagnosis oleh dokter yakni dilakukan dengan beberapa cara:
1. Pengaturan makan (sebanyak 80,2%)
Pola makan memegang peranan penting bagi penderita DM, seseorang yang tidak bisa mengatur pola makan dengan pengaturan 3J (jadwal, jenis dan jumlah) maka hal ini akan menyebabkan penderita mengalami peningkatan kadar gula darah. Penderita DM biasanya cenderung memiliki kandungan gula darah yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, penderita DM perlu menjaga pengaturan pola makan dalam rangka pengendalian kadar gula darah sehingga kadar gula darahnya tetap terkontrol. 3 J yang dimaksud yakni Jenis Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi pasien diabetes jenisnya harus beragam. Hal tersebut bertujuan agar nutrisi lengkap bisa diserap tubuh dan tidak kekurangan nutrisi.
Untuk jenis makanan yang dianjurkan pasien diabetes itu setidaknya terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah dengan diet seimbang. Tentu saja, makanan dengan indeks glimekik rendah sangat disarankan bagi pasien diabetes. Jadwal makan pasien diabetes sudah seharusnya diatur sedemikian rupa dengan tenggang waktu sama setiap hari. Hal tersebut bertujuan agar asupan gula dalam darah tetap stabil dan tidak naik turun secara drastis. Jadwal makan tersebut harus dipatuhi pasien diabetes dan sebaiknya makan tepat waktu. Agar tidak terjadi hipoglikemia. Jumlah atau porsi makan juga harus diperhatikan pasien diabetes. Segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui berapa jumlah kalori yang dibutuhkan, karena setiap orang punya kebutuhan energi berbeda tergantung indeks massa tubuh. Jumlah kalori makanan yang dikonsumsi penting untuk dikontrol. Tidak kurang dan tidak lebih, karena berdampak dalam mengontrol gula darah.
2. Olah raga (sebanyak 48,1%)
Membiasakan olah raga merupakan kebiasaan yang baik dalam pencegahan Diabetes Melitus. Oleh karena itu, peran para pendidik baik formal maupun informal, edukator DM dan para kader sangat memegang peranan penting untuk menurunkan angka kesakitan DM. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggiatkan program upaya kesehatan masyarakat di pusat layanan primer.
3. Alternatif herbal (35,7 %)
Pentingnya petugas kesehatan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang jenis obat tradisional yang tepat untuk pengobatan penyakit DM agar tidak salah langkah dalam mengobati DM dan mendukung masyarakat untuk menggunakan obat tradisional yang bermutu, serta memberitahukan cara penggunaan obat tradisional yang benar tanpa mengkesampingkan budaya dan memberikan informasi dengan testimoni dari orang-orang yang sebelumnya menggunakan obat medis dan tradisional.
Oleh: Andriani Yulianti, MPH.
Referensi:
- Hasil riskesdas. 2018, Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan
- http://www.searo.who.int/indonesia/topics/8-whd2016-diabetes-facts-and-numbers-indonesian.pdf
- https://lifestyle.okezone.com/read/2016/11/30/481/1555205/penderita-diabetes-harus-patuhi-pola-makan-3j