Kolaborasi dan Inovasi: Kunci Transformasi Digital Bidang Kesehatan
Geneva (24/06/2024) – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menegaskan pentingnya kolaborasi dengan seluruh anggota International Social Security Association (ISSA) untuk mendorong inovasi di bidang kesehatan. Inovasi ini, menurut Ghufron, dapat berdampak besar terhadap sistem jaminan kesehatan yang dijalankan.
Dalam kegiatan 18th ISSA Forum for Technical Commissions: Technical workshop of the Collaborative Innovation Hub project on the Internet of Medical Things pada Senin (24/06), Ghufron menaruh perhatian khusus pada transformasi pelayanan kesehatan melalui digitalisasi, khususnya Internet of Things (IoT). Dirinya meyakini bahwa pemanfaatan IoT memiliki potensi besar untuk menghadirkan sistem kesehatan yang mudah diakses dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh peserta BPJS Kesehatan.
"Terdapat faktor-faktor penentu dalam melakukan transformasi kesehatan digital, sesuai dengan strategi global WHO untuk kesehatan digital tahun 2020-2025. Faktor-faktor tersebut meliputi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi dan komunikasi, serta membuka akses bagi masyarakat untuk mengakses kebutuhan mereka dengan memanfaatkan internet," kata Ghufron
Ghufron optimis bahwa transformasi digital, khususnya dengan pemanfaatan IoT, dapat membawa perubahan besar dalam pelayanan kesehatan. Penerapan IoT di sektor kesehatan, menurutnya, dapat memberikan berbagai manfaat signifikan, seperti seperti peningkatan efisiensi layanan, pengawasan kesehatan yang lebih baik, dan kemudahan akses bagi masyarakat.
"Teknologi IoT juga memungkinkan kita untuk memonitor kondisi kesehatan pasien secara real-time dan memberikan intervensi medis yang lebih cepat dan tepat," ujarnya.
Ghufron juga menyadari bahwa penerapan inovasi yang berbasis digital dan memanfaatkan internet terdapat tantangan, khususnya terkait keamanan data, keterbatasan akses khusus di wilayah terpencil hingga keterbatasan sumber daya manusia. Oleh karena itu, Ghufron mengajak para pemangku kepentingan di sektor kesehatan untuk bersama-sama mendukung inovasi digital ini.
"Kerja sama antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan perusahaan teknologi sangat penting untuk mewujudkan ekosistem kesehatan digital yang terpadu dan berkelanjutan," kata Ghufron.
Langkah BPJS Kesehatan dalam memanfaatkan teknologi digital dan IoT diharapkan dapat menjadi pendorong transformasi di sektor kesehatan Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan yang lebih baik dan mudah diakses.
"Harapannya, dengan adanya pertemuan ini bisa menghadirkan beragam inovasi lainnya yang bisa diadopsi oleh berbagai pihak dalam menyusun strategi pengembangan dalam implementasi digitalisasi layanan di bidang kesehatan," tutup Ghufron.
ISSA sendiri adalah asosiasi lembaga jaminan sosial yang didirikan pada tahun 1927 di bawah naungan Organisasi Perburuhan Internasional. Saat ini ISSA memiliki lebih dari 320 lembaga anggota dari lebih dari 160 negara. BPJS Kesehatan juga aktif dan ditunjuk sebagai salah satu Ketua Komisi Teknis (Technical Commission) ISSA dari 13 Komisi Teknis yang dibentuk. Komisi Kesehatan ISSA (TC Health) terdiri dari negara Algeria, Argentina, Belgia, Perancis, Gabon, Georgia, Hungaria, Indonesia, Iran, Kazakhstan, Korea, Peru, Rusia, Rwanda, Turki, dan Uruguay.
Pada tahun 2021, BPJS Kesehatan memperoleh penghargaan tertinggi untuk kawasan Asia Pasifik. BPJS Kesehatan juga memperoleh tiga penghargaan dalam kategori Certificates of Merit with Special Mention, 11 penghargaan untuk Certificates of Merit, dan tiga penghargaan kategori Attestations. Inovasi berbasis teknologi yang dihadirkan BPJS Kesehatan juga mendapat dua penghargaan dalam acara Asian Technology Excellence Awards 2023.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir perwakilan dari Employees'' State Insurance Corporation, Ministry of Labour & Employment, Government of India, Solidaris Belgium, Conservatoire National Des Art et Métiers France, National Health Insurance Service (NHIS) Korea dan Círculo Católico, Uruguay.
sumber: https://bpjs-kesehatan.go.id/#/news-detail?id=54384