Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Awali Tahun Baru 2025, Menteri Pertahanan dan Kepala BPOM Bersinergi Wujudkan Program Unggulan Presiden

Kepala BPOM Taruna Ikrar melakukan audiensi dengan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di ruang Mandala Yudha, kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada Kamis (2/1/2025). Pertemuan tersebut membahas penguatan kerja sama antara BPOM dan Kementerian Pertahanan terkait pengawasan obat dan makanan di wilayah Indonesia serta dukungan BPOM terhadap kemandirian obat sebagai bagian dari pertahanan nasional.

Dalam audiensi ini, Kepala BPOM didampingi oleh Sekretaris Utama Jayadi dan Staf Khusus dr. Wahyudi Muchsin. Kehadiran jajaran BPOM diterima langsung oleh Menteri Pertahanan beserta sejumlah pejabat tinggi, seperti Inspektur Jenderal Kemhan Letnan Jenderal TNI Dr. Rui GDP Duarte, Direktur Kesehatan Direktorat Jenderal Kuathan Kemhan Marsekal Pertama TNI Mukti Arja Berlian, Kepala Pusat Rehabilitasi Kemhan Brigadir Jenderal TNI dr. Daniel Lumadyo Wartoadi, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari.

Taruna Ikrar menjelaskan pentingnya peran BPOM dalam mendukung visi pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024–2029 yang mengusung delapan misi Asta Cita. “BPOM mendukung Asta Cita ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-7, termasuk dalam memastikan pengawasan obat dan makanan berjalan efektif demi melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pengawasan yang kuat dapat memperkokoh ketahanan nasional dengan melindungi kesehatan masyarakat, meningkatkan produktivitas, serta mendorong kemandirian ekonomi, termasuk melalui pendampingan terhadap pelaku UMKM. “BPOM memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan nasional, terutama dalam bidang obat dan pangan, yang merupakan kebutuhan primer setiap warga dan berimplikasi pada ketahanan nasional,” tuturnya lagi.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memberikan apresiasi atas kontribusi BPOM terhadap program nasional, termasuk dukungannya terhadap Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) lulusan Universitas Pertahanan. “Para sarjana ini nantinya akan menjadi supervisor lapangan untuk mendukung implementasi program unggulan Presiden Prabowo Subianto, seperti program Makan Siang Bergizi Gratis,” ungkapnya.

Sjafrie Sjamsoeddin juga mendorong pengembangan program kemandirian obat yang mendukung kebutuhan pertahanan nasional pada 3 matra, termasuk optimalisasi laboratorium milik TNI. Sebagai tindak lanjut, Menteri Pertahanan menginstruksikan pembentukan tim kecil untuk mengoordinasikan langkah-langkah strategis lebih lanjut yang akan dilakukan antara Kementerian Pertahanan bersama dengan BPOM.

“Kerja sama ini merupakan bagian penting dalam mendukung visi Presiden Prabowo, terutama untuk memastikan ketahanan nasional yang tangguh melalui pengawasan obat dan makanan,” tukas Sjafrie.

Melalui pertemuan hari ini, BPOM dan Kemhan berkomitmen mendorong kemandirian obat dan pangan sebagai bagian dari penguatan ketahanan nasional. Selama ini, menurut Taruna Ikrar, 90% bahan obat di Indonesia sangat bergantung pada impor dari China, Jerman, India, dan Amerika Serikat.

"Kita tidak boleh lagi bergantung pada negara lain. Jadi, perlu dipikirkan bahan obat dibuat di dalam negeri sendiri," ujarnya.

sumber: https://www.antaranews.com/berita/